Kaligrafi ialah keindahan dalam seni menulis. Berasal dari bahasa yunani kalios (indah) dan graphia (coretan atau tulisan). Pada bahasa arab dikenal dengan istilah kahtt (tulisan/garis) yang diperuntukan pada tulisan indah al kitabah jamilah.
Di dalam islam, seni tulisan kaligrafi merupakan salah satu bidang yang cukup popular. Islam sendiri mengharamkan seni figurative, sehingga kaligrafi inilah yang paling banyak diminati dan lebih maju disbanding seni lainya.
Faktor lainya, karena islam merupakan suatu peradaban yang berpedoman pada tulisan dan perkataan Al-Quran yang merupakan wahyu dari Allah SWT. Sehingga tulisan ini mempunyai makna yang lebih dalam.
Beberapa jenis seni kaligrafi
Dari berbagai keindahan dan keunikan seni kaligrafi, maka ada beberapa jenis yang perlu difahami yaitu diantaranya:
- Khat naski
- Khat kuffi
- Tsuluts
- Diwani
- Farisi tau ta’liq
- Riq’ah
Dari macam-macam nama kaligrafi tersebut pasti mempunyai alasan dan ciri khas tersendiri.
Menuliskan lafadz Allah dengan indah merupakan suatu perbuatan untuk mendekatkan diri kepada-Nya atau taqarrub serta wujud kecintaan kita terhadap Allah yang Maha Inda. Innallaha jamilun yuhibbul jamal, sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan.
Bolehkah memajang kaligrafi Allah dan Muhammad sejajar?
Sering kita jumpai beberapa masjid yang di dalamnya dipajang kaligrafi Allah dan Muhammad dengan sejajar. Tidak ada kesejajaran kedudukan antara Allah dan nabi Muhammad. Namun mungkin sebagian dari masyarakat belum memahami sehingga berprasangka bahwa itu adalah suatu pengagungan Allah dan Rosul-Nya.
Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin pernah membahas salah satu hadits di dalam kitab yang cukup terkenal bulughul maram:
Tidak sepantasnya seorang hamba sholat menghadapkan pandangan pada sesuatu yang menjadikanya lalai. Rosul pernah berkata kepada Aisyah ketika melihat gorden yang bergambar
“jauhkan dariku gordenmu itu (karena membuat ku lalai dalam sholat)”
Para ulama juga melarang memberikan hiasan pada arah kiblat masjid dengan alasan sama, yaitu menjadikan sholat tidak khusyuk. Terlebih jika yang tertulis merupakan kemungkaran makan ini lebih keliru lagi.
Contoh yang biasa dipajang di masjid ialah kaligrafi Allah dan Muhammad. Tulisan Allah berada di kanan sedangkan Muhammad berada di kiri. Kekeliruanya ialah ketika tulisan tersebut dibuat setara. Sehingga menjadikan orang berfikir bahwa Nabi Muhammad setara dengan Allah.
Jika melihat tulisan tersebut kemudian mendatangkan perasaan bahwa Allah dan Rosul-Nya berada pada satu kedudukan maka itu adalah suatu kemungkaran.
Demikian yang disampaikan oleh syeikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, semoga Allah senantiasa merahmati beliau. Sumber Muslim.or.id
Kumpulan Kaligrafi Allah
Kaligrafi Indah Nabi Muhammad